Jangan Sia-siakan Ramadhan

Artikel Karya Ilmiah
Oleh: A. Rafik

Nuriska.ID  – Sebelum Ramadhan tiba, Rasulullah berdoa
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Artinya: “Ya Allah, berkatilah kami pada bulan Jajab dan bulan Sya’ban. Sampaikan kami dengan bulan Ramadhan.”

Doa tersebut pertanda betapa mulianya bulan-bulan tersebut, lebih-lebih bulan Ramadhan. Haruskah kita mengabaikan kemuliaan itu? Jawabnya tidak.

Bentuk tidak menyia-nyiakan bulan Ramadhan sebagai berikut:
1. Berpuasa
Puasa pada bulan Ramadhan ibadah bersifat wajib ‘ain.
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ.

Artinya: “Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu. (Berpuasa) agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah: 182)

Praktik kewajiban berpuasa tidak ada toleransi kecuali mereka mendapat labelisasi khusus misal hamil, menyusui, sakit dan musafir. Tapi masih berkewajiban menggantinya.

Berpuasa di bulan Ramadhan diharapkan menjadi bagian usaha hijrah menemukan jalan lebih baik dan diridhai oleh Allah SWT sehingga kita memperoleh predikat cumlaude di sisi Allah SWT yaitu ‘laallakum tattaqun’.

2. Shalat Tarawih
Bagai purnama tidak bisa dipisahkan dengan cahayanya begitulah Ramadhan dengan tarawihnya.

Shalat tarawih adalah shalat malam pada bulan Ramadhan yang dilaksanakan setelah shalat Isya’ dan sebelum shalat witir.

Adapun bilangan jumlah shalat tarawih adalah variatif. Terdapat sejumlah perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat. Ada yang berpendapat 20 rakaat, 36 rakaat, dan ada yang berpendapat 8 rakaat

Mayoritas ulama jujukan Nahdlatul Ulama baik dari mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali menegaskan shalat tarawih berjumlah 20 rakaat atau 10 salam.

Shalat tarawih atau Ibadah ‘qiyamu Ramadhan’ ini memiliki banyak keutamaan, mulai melaksanakan shalat tarawih pada malam pertama hingga malam terakhir bulan Ramadhan.

Salah satu landasan banyak keutamaan ditemukan dari hadits Nabi Muhammad SAW. Yaitu : مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ “Barangsiapa beribadah (menghidupkan) di bulan Ramadhan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau” (HR Bukhari dan Muslim).

3. Membaca Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalam-kalam Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Membacanya harus dalam keadaan suci dari dua hadast. Di dalamnya sama sekali tidak ada keraguan.

Bulan Ramadhan sebagai media memperbanyak membaca Al-Qur’an. Disebutkan dalam satu keterangan, Al-Qur’an sebagai wirid, dzikir dan doa. Siapa yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya mendapatkan pahala dari Allah SWT dan termasuk orang -orang yang baik.
Nabi bersabda;
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ.

. “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.” (HR: Bukhari)”

Masih banyak amalan lainnya yang tergolong tidak menyia-nyiakan bulan Ramadhan. Semoga oleh Allah kita diberikan kesenangan dan kesempatan mengisi bulan Ramadhan dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat. Wallahu a’lam.

A. Rafik (Pemred nuriska.id, alumni dan guru Ponpes Nurul Islam.) 

Editor: Ach. Wari.
Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *