Sumenep, (nuriska.id) – Momentum jelang libur Maulid, yayasan ponpes Nurul Islam, Karangcempaka, Bluto Sumenep menggelar temu guru, Rabu (5/10) berpusat di aula pondok setempat.
Pertemuan diinisiasi pengurus yayasan dihadiri semua guru baik dari unit formal (KB,TK, MI, MTs, SMP Tahfidhz, MA dan SMK) dan non formal (MD. Takmili, pondok pesantren, LPBA, LPQ) serta pengurus komite.
Sekretaris yayasan Ach. Wari, menyebut kegiatan temu guru dimaksudkan memperkuat ikatan emosional antar tenaga pendidik dan kependidikan di masing-masing unit.
“Apabila ikatan emosional terbangun dengan kuat maka pengejawantahan cita-cita pondok pesantren akan lebih mudah tercapai,” imbuhnya.
Lain dari itu, beber mantan ketua tanfidziah MWC NU Bluto, temu guru bagian mengevaluasi, mengingatkan dan menyelaraskan cita-cita dari Yayasan ponpes Nurul Islam.
Sementara KH. Ilyas Siraj, ketua yayasan menuturkan, ada dua hal yang perlu diperhatikan oleh kita dalam mengemban amanah yang ditinggalkan oleh para muassis ponpes Nurul Islam. Pertama, sebut beliau, adalah profil lingkungan yayasan yang perlu dijaga dengan baik dan benar berpedoman semboyan ‘Bersih, Indah, Asri, dan Megah’.
Kedua, mengenai etos kerja atau profil kepribadian tenaga pendidik dan tenaga kependidikan dengan berpedoman kepada ‘Ikhlas Mengabdi, Disiplin, Dinamis, Kreatif, dan Progresif’. Ia, meyakini menjaga ponpes adalah keharusan dan tidak bisa dielakkan harus dengan semangat keagamaan dan keilmuan, hal tersebut nantinya yang dapat mengubah kepribadian dan pola pikir terbelakang dan bodoh. “Ponpes Nurul Islam harus bisa memberantas dua penyakit ini yaitu terbelakang dan bodoh karena penyakit ini akan membahayakan bagi kehidupan masa depan,” terang beliau.
Mengapa lingkungan perlu dijaga dengan bersih, indah, asri, dan megah? Menurutnya bagian cerminan kepribadian seseorang, di Nurul Islam cerminan santri dan civitas akademikanya.
“Ketika seseorang mampu menjaga lingkungannya untuk tetap dan selalu bersih maka ia akan mudah menggapai segalanya. Mengapa harus lingkungan indah dan asri karena dengan lingkungan indah dan asri akan membuat hati dan situasi nyaman dalam beraktivitas. Mengapa harus lingkungan yang megah karena akan membuat nilai seseorang menjadi berguna di mata orang lain,” tegas beliau.
Sungguh pun demikian, lanjutnya, ponpes Nurul Islam terletak di pedesaan. Karenanya jangan sampai mindset dan etos kerja yang dimiliki oleh kita tidak ikut bagian di dalamnya. Karena bagian dari ciri ciri masyarakat pedesaan itu ialah terbelakang dan bodoh. Ketika dua hal dimiliki santri maka akan sulit untuk bersaing dengan yang lainnya.
“Nurul Islam harus menjadi pioner guna membantu membebaskan semua orang dari jurang keterbelakangan dan kebodohan,” pungkasnya.
Caranya, kata beliau, terapkan dan tanamkan dalam diri kita sikap ikhlas mengabdi, disiplin, dinamis, kreatif, dan progresif.
Acara yang diikuti ratusan guru yayasan ponpes Nurul Islam berjalan khidmat.
Untuk diketahui libur Maulid Nabi Muhammad SAW di lingkungan yayasan ponpes Nurul Islam dimulai hari Kamis 6 sampai Ahad 16 Oktober 2022 (*)
Pewarta: Moh. Arsito Sadewa
Editor: A. Rafik