Sumenep, (nuriska.id) – Sekolah Tinggi Ilmu Alquran Nurul Islam (STIQNIS) Karangcempaka, Bluto, Sumenep melaksanakan Wisuda Sarjana IV di Hall Center pondok pesantren setempat, Rabu (25/12/2024).
Dalam wisuda 2024 ini, STIQNIS Sumenep mewisuda 26 mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Alquran dan Tafsir (IAT), Fakultas Usuluddin.
Pada kesempatan itu, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Nurul Islam, Karangcempaka, Bluto, Sumenep KH Ilyas Siraj menghimbau kepada wisudawan untuk tetap berusaha dan bekerja keras meraih sukses meski sudah mendapat gelar sarjana.
“Gelar sarjana yang kalian dapat tentunya harus mampu memberikan solusi atas persoalan yang tengah terjadi, bukan malah menambah persoalan di tengah masyarakat,” ujarnya.
Pria yang akrab dipanggil kiai Ilyas ini mengilustrasikan bahwa orang yang ingin kaya hendaknya menjadi pengusaha atau menekuni bisnis.
“Begitu juga dengan kalian para wisudawan, jika ingin menjadi orang yang pintar maka jangan lupa untuk rajin belajar,” tegasnya.
Menjadi sarjana yang menekuni Alquran dan Tafsir, tambah kiai Ilyas, hendaknya mampu mendialogkan Alquran dengan fenomena sosial yang dihadapi.
Pada kesempatan yang sama, Ketua STIQNIS Sumenep Mujahid Anshori mengatakan, sarjana STIQNIS hendaknya menjadi agen perubahan sosial yang signifikan, terutama di era digital sekarang ini.
“Kehadiran sarjana STIQNIS di tengah masyarakat harus berdampak dan bermanfaat,” terangnya.
Sarjana STIQNIS, lanjut Ijad, tidak boleh ragu dalam menjalani kehidupan. Apalagi ilmu yang dipelajari adalah tentang Alquran yang memang tidak ada keraguan di dalamnya.
Di akhir sambutannya, Ijad mengucapkan selamat dan sukses kepada wisudawan. Pihaknya berharap agar ilmu yang didapat bisa bermanfaat.
“Kami titip nama STIQNIS pada kalian, kembangkan dan sebarkanlah ilmu yang telah kalian dapat kepada Masyarakat. Terlebih di era Digital saat ini, kalian harus bisa belajar dan jangan sampai ketinggalan satu langkah tentang perkembangan digital ini,” pungkasnya.
Diketahui, wisuda sarjana IV ini dihadiri oleh jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimca) Bluto, wali wisudawan dan sejumlah tokoh masyarakat di wilayah Kabupaten Sumenep. (*)
