Sumenep, (nuriska.id) – STIQNIS gelar Kuliah Tamu atau Stadium General bagi seluruh Mahasiswa aktif dengan Tema Generasi Milenial yang Berperan Tidak Baperan. Kuliah Tamu kali ini mengundang Bapak Naghfir, S.HI., SH., M.Kn yang merupakan direktur Naghfir Institute sebagai Narasumber. Kegiatan dilangsungkan di Aula MA Nurul Islam tepat jam 08.30. Kegiatan sempat mengalami kendala karena pemadaman listrik. Tetapi hal tersebut tidak menghalangi semangat Mahasiswa dalam mendengarkan penyamapaian Narasumber.
Acara tersebut juga berlangsung pemberian cindera mata yang disampaikan oleh Ketua STIQNIS Bapak Achmad Ainur Ridho, M.S.I kepada Narasumber. Turut hadir pada acara tersebut Ketua Senat Mahasiswa dan Kaprodi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir Bapak Mujahid Anshori, M.Pd dan Bapak Abd Sukkur Rahman, S.Th.I., M.H.I.
Dalam penyampaian materi Bapak Naghfir menyampaikan bahwa Mahasiswa yang mempunyai tugas sebagai agent of change, agent of social control dan agent of knowladge haruslah tidak memiliki mental dan jiwa yang baperan karena akan merusak kepada proses pencarian jati diri.
“Baperan akan membuat sikap ketergantungan dan akan membentuk sikap dan mental yang buruk” terangnyalebih lanjut lagi, Bapak Naghfir sangat mengapresiasi atas undangan menjadi narasumber di hadapan para mahasiswa qur’ani tentunya hal tersebut merupakan suatu kebanggaan tersendiri baginya.
“Senang kali rasanya bisa berhadapan langsung dengan calon-calon mufassir, pemikir islam masa depan. Semoga kalian bisa mewujudkan mimpi kalian dan mengharumkan nama baik almamater” tegasnya.
sementara itu, Beliau berpesan kepada para mahasiswa supaya jangan menunda nunda waktu apalagi menunggu waktu tua untuk sukses.
“Gunakanlah waktumu untuk selalu berperan bukan selalu untuk baperan. karena sesungguhnya orang-orang yang sukses itu sudah sejak muda ia sudah berperan bukan selalu baperan. contoh kecilnya seperti saat ini kalian menjadi mahasiswa STIQNIS, maka gunakanlah waktu kalian untuk memberikan sesuatu yang bisa membawa nama STIQNIS disegani secara nasional bahkan internasional misal publikasi jurnal atau musyabaqah kitab klasik. Jangan hanya menjadi benalu atau baperan selalu” terang beliau.
Kegiatan tersebut diakhiri dengab sesi foto bersama yang dilakukan oleh seluruh mahasiswa bersama narasumber.*