SUMENEP, (nuriska.id)-Lembaga Pengembangan Bahasa Asing (LPBA) Nurul Islam Karangcempaka, Kecamatan Bluto, Sumenep, Jawa Timur menggelar safari learning ke Kampung Inggris, Pare dan Kediri. Program ini berlangsung selama 3 hari, dimulai hari Jum’at (20/12/19) sampai hari Ahad (22/12/19).
Program ini merupakan program yang pertama kali dilaksanakan untuk peserta LPBA Nurul Islam program non reguler.
Program safari learning diikuti oleh semua peserta non reguler didampingi olemr. Syaiful Rizal, miss Luthfatul Qibtiyah dan direktur LPBA Nurul Islam Karangcempaka, Mr. Hasan Basri.
Menurut direktur LPBA program safari learning bertujuan untuk meningkatkan literasi bahasa Inggris peserta didik LPBA Nurul Islam khususnya program non reguler.
“Program safari learning ini diadakan tidak lain hanya untuk menguatkan mental dan skill peserta didik LPBA Nurul Islam dalam berbahasa Inggris, baik di dalam atau pun di luar ruangan,” sebutnya, kepada media nuriska.id.
Menurut Basri, Pare yang terkenal dengan kampung Inggris menjadi pilihan bagi lembaga yang ia nahkodai untuk mensukseskan program safari learning, tepatnya Pare-Dise (International Language Academy)
“Pare-Dise salah satu tempat kursusan bahasa Inggris yang menjadi tujuan LPBA Nurul dalam mensukseskan program safari learning. Disebabkan karena Pare-Dise lah yang bisa merealisasikan tujuan awal dari adanya program safari learning dengan progam 3 hari tapi sudah mampu memberikan motivasi dan inovasi kepada peserta didik dalam belajar bahasa Inggris lebih-lebih pada kemampuan berbicara,” tambahnya.
Sementara Direktur Pare-Dese International Language Academy, Mr. Eko April Antono, dalam sambutannya, bahwa Program yang ditawarkan oleh kursus Pare-Dise ini sama dengan kursusan yang lain dalam hal program holiday, meliputi vocabulary, speaking, conversation dan study club.
Akan tetapi untuk kursusan lain waktu belajarnya yang tiga hari tidak ada, minimal satu minggu. Biaya kursus di Pare-Dise juga masih terjangkau.
Pengakuannya, belajar bahasa tidak sama dengan belajar ilmu lain yang lebih menekankan pada teori. Dalam pembelajaran bahasa lebih ditekankan pada praktik dan membutuhkan pembiasaan, baik dalam aplikasi tulis maupun bicara, karena belajar bahasa merupakan suatu keterampilan.
“Belajar bahasa harus dipraktekkan, meskipun sudah belajar kemana-mana tapi kalau tidak dipraktekkan, ilmu yang sudah didapat akhirnya akan hilang. Bahasa membutuhkan pembiasaan,” pesan direktur Pare-Dise International Language Academy, Mr. Eko April Antono, S.Pd.,. [ip//fik]