Mengapa Harus di Pesantren?

Artikel

Oleh : Ny. Naimatul Atqiya M.Pd

Nuriska.id – Banyaknya ragam model pendidikan di Indonesia sejatinya memberikan banyak pilihan kepada para orang tua untuk menitipkan anaknya belajar. Pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua telah mengalami kemajuan dari sistem tradisional hingga yang modern.

Dengan menganut sistem pendidikan 24 jam tentu pesantren lebih unggul dari sistem pendidikan lainnya. Ada banyak alasan kenapa harus memilih pesantren.

Pertama, tabarrukan. Banyak kisah dari ulama’ salaf bagaimana mereka ingin (ngamrih) barokah kepada guru-guru mereka. Sebut saja Imam Fakhruddin Al Arsabandi seorang pemimpin para Imam di Marwa di mana beliu sangat dihormati oleh penguasa waktu itu. Beliau mengatakan bahwa keberhasilannya karena beliau menjadi pelayan (juru masak)bagi gurunya selama 30 tahun. Tabarrukan yang diartikan sebagai tambahan kebaikan mengandung arti bahwa ilmu yang kita peroleh sejatinya terkadang tidak didapat dengan hanya belajar. Belajar hanya sebagai wasilah. Kita tidak tahu bagaimana cara Allah memasukkan ilmu melalui malaikatnya kepada kita. Masih banyak kisah-kisah lain zaman dahulu mereka yang hanya melayani guru (Kiyai) tapi setelah pulang mereka kemudian ditokohkan oleh masyarakat.

Kedua Mendisiplinkan ibadah. Segala aktifitas di pesantren diatur selama 24 jam. Mulai dari tidur hingga tidur lagi. Hal ini tentu akan menjadi kebiasaan yang berikutnya akan menjadi karakter yang akan mendarah daging.

Ketiga melatih kehidupan sosial. Pesantren sebagai lembaga dari umat untuk umat tentunya santrinya berasal dari berbagai daerah yang mempunya perbedaan karakter, bahasa, kebiasaan dan status ekonomi dan sosial yang berbeda pula. Perbedaan-perbedaan tersebut dipersatukan dalam pesantren sehingga santri diajarkan bagaimana menerima perbadaan-perbedaan tersebut. Mereka seperti berada dalam miniatur sebuah negara sehingga ketika mereka terjun dalam dunia nyata sudah siap dan tidak merasa asing.

Keempat membiasakan akhlak yang baik. Tolak ukur keberhasilan pendidikan seseorang dilihat dari akhlaknya. Sepintar apapun seorang santri jika akhlaknya jelek maka dia tidak lagi mencerminkan sebagai santri. Di pesantren slogan utamanya memang akhlak. Pintar itu adalah bonus. Maka tak heran jika santri di pesantren yang ditekankan adalah bagaimana dia bersikap dan berkata dengan berakhlakul karimah.

Kelima Menghindari pergaulan bebas. Program pendidikan yang dilakukan secara terpisah antara santri putra dan santri putri mempunyai dampak yang cukup baik sebagai wujud penghargaan sebagai manusia. Hal ini tentu dalam rangka meminimalisir hal-halĀ  yang bisa merusak martabat sebagai manusia seperti mengkonsumsi miras,bnarkotika dan zina. Hal ini menjadi ketakutan yang besar bagi orang tua mengingat zaman sekarang adalah zaman keterbukaan dimana orang bisa melihat dan mendengar tanpa ada jarak lagi.

Keenam keseimbangan pendidikan agama dan umum. Hanya di pesantren diajarkan porsi yang seimbang antara pendidikan agama dan umum. Sehingga dengan pondasi agama yang kuat maka menjadi apapun dia , akan menebar kebaikan dan kemanfaatan untuk umat.

Ketujuh Belajar hidup sederhana. Makanan yang tersedia hanya ala kadarnya bahkan kadang tak cukup memenuhi gizi seimbang. Mereka diajarkan untuk makan sekedarnya dan seadanya. Karena bagi santri makanan hanyalah yang masuk ke perut tapi yang terpenting adalah apa yang masuk ke dalam hati. Demikian juga dengan pakaian dimana pakaian santri dibatasi jumlahnya. Bagi mereka pakaian adalah untuk menutup aurat bukan sekedar bergaya.

Selanjutnya hanya kepada Allah kita memuhon perlindungan semoga anak-anak cucu kita menjadi generasi milineal yang membawa kebaikan untuk hidup dunia akhirat kita.
Selamat untuk para orang tua yang sudah menitipkan anaknya di pesantren dengan iringan doa semoga harapan kita bersamaan dengan iradahNya. Menjadi waladan shalih wa mushlih menjadi kebahagian dan keselamatan kita dunia akhirat.

Bagikan