Hal apa saja yang kalian rindukan ketika ramdhan di pondok?

Artikel Karya Ilmiah

Nurul Imamah

(Mahasiswa STIQNIS)


Ramadhan di pondok atau istilah lain Ramadhan In Campus (RIC) merupakan kegiatan yang diselenggarakan pada bulan puasa yang mana kegiatan ini berisi berbagai macam kegiatan keagamaan. Kegiatan ini merupakan bentuk kegiatan intensif yang berlansung selama 20 hari, sahur pertama di rumah buka puasa ke dua sudah di pondok. Ramadhan selalu menjanjikan hal-hal yang indah, terutama di pondok. Karena di pondok dari hal kebaikan hingga hal- hal yang konyol dapat terjadi. Terkadang sesuatu itu dirindukan saat kita tak lagi berada di tempat itu atau kita tak lagi menikmati masa itu.
Tak terasa puasa ramadhan sudah mencapai setengah perjalanan, jika bukan karena mewabahnya pandemi covid mungkin santri masih menghitung jari untuk sampai ke 21 ramadhan dimana saat itu adalah penutupan RIC. Namun lantaran pandemi covid 19 ini kegiatan RIC dilaksanakan sebelum ramadhan, menjadi SIC “Sya’ban In Campus” celetoh sebagian santriwati waktu itu. Bagi santri maupun para alumni yang sedang menikmanti suasana di rumah aja, pasti merindukan moment-moment RIC seperti, sahur bareng, pengajian RIC, mokel bareng, nuggu kiriman sekalian ngabur, buka bareng, rebutan shaf, tarawih bareng, tadarusan, rujakan, diskusi dan kajian, ngantri kamar mandi, tahajjud bareng, bangunin teman untuk sahur, dengerin tausyiah, hingga penutupan RIC.

Buka Bersama Santri Putri PP Nurul Islam

Berikut ini kegiatan Ramadhan In Campus (RIC) di Pondok Nurul Islam baik yang formal maupun non formal yang mungkin dirindukan :
1. Sahur bareng
Sahur adalah perbuatan sunnah apalagi di bulan suci ini. Dengan adanya sahur kita dilatih untuk tebiasa bangun malam. Sahur dipondok itu, bangun dengan mata setengah terbuka, cuci muka, kemudian makan dengan nasi dan lauk yang tak lagi hangat. Sebab jatah sahur juga dikirim sore hari, namun itu bukan masalah semuanya masih terasa nikmat dengan kebersamaan dan indahnya berbagi.
2. Pengajian RIC
Ajian kitab kuning bisanya dilaksanakan mulai dari pukul 08:00-11:00. Namun Panitia RIC div. Pendidikan mendorong santri agar berangkat lebih awal, karena bukan guru yang menunggu murid tapi muridlah yang harus menunggu guru. Jadi jam 07:30 semua santri kecuali yang izin harus sudah ada di tempat ajian. Perut kosong dan mata kantuk bukan alasan untuk tidak belajar.
3. Nunggu kiriman sekalian ngabur
Kalau di rumah mungkin ngabu buritnya dengan keluar rumah pakek sepeda, beli menu buka di warung-warung, dan lain sebagainya. Tapi di pondok beda, ngaburnya sembari nunggu kiriman, karena masakan Ibu punya lebih sepecial dari sekedar jalan-jalan bersepeda.
4. Rebutan Shaf
Shalat di baris pertama atau shaf pertama beda pahalanya dengan yang ada di shaf no.2 apalagi paling terakhir. Kalau kata Najwa Shihab kebaikan itu tanpa sekat, tapi kata santri PP. Nurul Islam “mencari pahala tanpa sekat”.
5. Rujakan
Mungkin ini aktifitas konyol yang dirindukan, sebab bila mengingat rujakan ala santri NURISKA, beli petis dan cabe sama Buk Suna yang lumayan mahal, cari (cobig+cekkocek) yang mungkin cuma satu atau dua yang punya di pondok, dan rujak pakek cabe yang kalau ketahuan sama orang tua bisa kena marah. Tapi semuanya terasa asyik dan selalu dirindukan apalagi untuk santriwati.
6. Penutupan RIC
Kegiatan akhir Ramadhan In Campus yang sangat ditungu-tunggu. Malam puncak malem salekoran katanya, yakni bertepatan pada tanggal 21 Ramadhan dimana keesokan harinya adalah waktu santri pulang kerumah masing-masing atau liburan. Acaranya besar-besaran untuk malam yang istimewa, Nuzulul Qur’an. Dikemas dengan sajian siraman rohani, ceramah agama sebagai acara inti yang mendatangkan Kiyai dari luar, dan pesan dari Pengasuh untuk bekal santri di rumah. Undangan yang hadir mulai dari, para Kiyai, tokoh masyarakat, masyarakata sekitar pondok, sekaligus wali santri. Serta aneka jamuan dari antusias para wali santri yang disumbangkan membuat acaranya semakin lengkap dan tak terlupakan.
Di pondok memang penuh aturan, tidak bisa bebas melakukan sesuatu, apalagi tidak bisa berpuasa satu bulan penuh di rumah bersama keluarga. Tapi jangan khawatir sesuatu yang dibiasakan akan menjadi terbiasa, karena pesantren memberi aturan, agar di rumah terbiasa melakukan aktifita yang bisa dekat dengan Allah SWT. Yang siap mondok pasti siap diatur.

Bagikan