Nuriska.id – Bagaimana rasanya perasaan seorang ibu ketika pertama kali harus melepas anaknya untuk ditipkan di pondok pesantren?
Ada rasa haru, bangga, harapan juga kesedihan. Sedih.???? Itu wajar. Karena dibenak seorang ibu yang dipikirkannya adalah… Bagaimana dia akan tidur, makan, nyuci, bangun dari tidur, antri kamar mandi dlsb. Khawatir juga bagaimana dia harus memulai berteman dengan sesama santri, mengikuti aturan dan kegiatan pondok yang tentunya jauh berbeda dengan kehidupan di rumah. Mengingat dia harus memulai hidup baru menjadi mandiri yang semua keperluan dirinya harus dilakukan sendiri.
Menghadapi situasi seperti ini tentu butuh motivasi dari orang tua agar anaknya bisa betah ditempat barunya.

Pertama: Tanamkan niat yang kuat pada anak bahwa apa yang dilakukan semata- mata untuk keridlaan Allah bersama keridlaan orang tua.
Kedua: orang tua harus memberi semangat dengan tetap tegar dihadapan anak. Katakan bhwa apa yang dilakukan sekarang adalah untuk kebaikan di masa depannya. Jngan sampai kendor melihat anak yang ditinggal sedih atau bahkan menangis. Itu hal biasa jadi tidak perlu terlalu difikirkan.
Ketiga: orang tua harus sellu berdoa dan mem-fatiha-i anak setiap bakda shalat fardu lebih afdlal di sepertiga malam. Sampaikan segala hajat untuk anak2 kita.
Keempat: jangan terlalu sering di jenguk. Mungkin di awal bisa bertahap… Dari tiap minggu, dua minggu, tiga minggu kemudian sebulan. Karena kalau sering dijenguk anak akan merasakan tidak tenang dn selalu kepikiran.
Kelima: tanamkan dalam hati bahwa apa yang kita lakukan adalah bentuk cinta terbesar kita pada anak dengan besar keinginan untuk mengantarkan anak sukses dan selamat dunia akhirat (patenggih pangaterronah).
Selamat memondokkan putra-putrinya
Semoga betah dan membawa berkah